Thursday, July 30, 2009

KEKUATAN DAN KEMAMPUAN TELEKINETIK

Kita tidak begitu menyadari bahwa sebenarnya setiap penyembuh prana, telah diajari dan dibimbing melakukan sebuah kemampuan yang sangat penting, yaitu kemampuan telekinetik. Orang awam memahaminya sebagai kekuatan menggerakkan sebuah benda tanpa menyentuhnya, hanya dengan menggunakan pemusatan pikiran dan kekuatan mentalnya, benda itu dapat dibuatnya bergerak.

Kekuatan terpendam yang sebenarnya sudah ada pada setiap orang ini, pada umumnya digunakan dalam ilmu bela diri atau oleh para remaja yang berada dalam keadaan emosi yang sedang bergolak.

Dalam seni bela diri, para praktisinya dilatih untuk mengembangkan dan memanfaatkan kemampuan ini berbarengan dengan gerakan tubuh atau jurus tertentu untuk mematahkan benda atau merubuhkan lawannya. Itu terwujud sebagai kekuatan yang luar-basa dan sulit dipercaya, seperti misalnya menghancurkan setumpuk kayu atau batu bata dengan tangan kosong atau dengan menggunakan bagian tubuh lainnya.

Kadang bahkan benda itu sudah pecah sebelum tubuh praktisinya menyentuhnya. Lawan dilumpuhkan tanpa menyentuh. Yang lain terpental atau ditarik mendekat hanya dengan lambaian tangan, dalam peristiwa tertentu, bahkan terbunuh, tanpa tersentuh, itulah sebabnya kita mempunyai legenda tentang tiupan yang mematikan, pedang tanpa bilah dan banyak lagi lainnya.

Fenomena semacam ini juga ditunjukkan oleh banyak Penyembuh Prana, namun dalam kasus ini, kita memanfaatkannya untuk melakukan penyembuhan, untuk meringankan rasa sakit dan penderitaan, dan untuk menolong umat manusia.

Menggerakkan energi di dalam maupun diluar tubuh adalah bagian dari telekinetik. itulah sebabnya mengapa para penyembuh pemula dan praktisi yang memanfaatkan energi yang diperoleh dari meditasi, menganggapnya sebagai upaya menggerakkan energi. ketika penyembuh dan praktisi meningkat dan berkembang karena terus berlatih, tanpa disadarinya, kekuatan telekinetik yang terpendam dalam dirinya mulai muncul, itulah sebabnya kita memiliki penyembuh yang dapat langsung menghilangkan dengan seketika rasa sakit yang luar biasa, meluruskan tulang punggung, menyambung tulang patah, menghancurkan batu ginjal dan batu empedu, melenyapkan tumor dan sebagainya.

Dari keadaan cakranya, diyakini bahwa Tiger Woods, kampiun golf, dan Michael Jordan, seniman basket, mempunyai kekuatan telekinetik baik itu mereka sadari maupun tidak, itulah yang menyebabkan mereka menjadi piawai dibidangnya. Demikian juga Efren Reyes, juara dunia biliar, kontrol bolanya yang luar biasa melampaui perhitungan geometri, pukulan yang tidak mungkin dilakukan baginya menjadi mungkin. Kemudian ada Remmy Ong, juara bowling, satu-satunya peraih medali emas tiga kali berturut-turut dari Singapura, terkenal dengan konsentrasi mentalnya yang super. Dalam kehidupan sehari-hari, kekuatan telekinetik tercermin dari kekuatan hasrat/kehendak yang super. Ini dapat dilihat pada Uri Geller atau Nelya Mikhailova, yang mampu membengkokkan sendok hanya dengan kekuatan pikirannya saja. kekuatan semacam ini juga dimiliki oleh para pemimpin spiritual seperti Helena Petrovna Blavatsky, Grand Master dari Huasan, dan tentu saja Grand Master Choa Kok Sui.

Ada beberapa kemampuan lain yang berlandaskan pada kekuatan telekinetik ini: Misalnya pembedahan psikis, para penyembuh Carmona yang bisa meyatukan tulang, kelompok mistik dari Filipina dimana kebanyakan anggotanya terdiri dari anak-anak yang mempunyai kekuatan telekinetik. Atau contoh lain: Basil Valdez, seorang penyanyi yang dapat memadamkan lilin dari jauh tanpa meniupnya. Selain itu pada umumnya para yogi dan para ahli ilmu bela diri juga mempunyai kemampuan ini.

Kemudian siapa lagi? Tentu saja kita sebagi penyembuh prana! Kita memang istimewa, karena kita memang dilatih untuk mengembangkan kekuatan itu. Bukankah menggerakkan energi, mengaktifkan dan menghambat cakra juga merupakan bagian dari kekuatan telekinetik?

Dalam kesempatan ini akan kita bahas betapa beruntungnya kita menjadi penyembuh prana, betapa latihan penyembuhan dan latihan yoga membawa kita lebih dekat ke kekuatan ilahi kita yang terpendam, termasuk berkembangnya kemampuan telekinetik ini. Betapa gagasan, konsep dan latihan yang sederhana membuatnya terus berkembang. Sesungguhnya diam-diam tanpa kita sadari Master telah memberikan kepada kita hadiah yang sangat berharga ini sejak awal kita mengenal penyembuhan prana. Dalam penyembuhan prana kemampuan telekinetik itu antara lain meliputi tataran fisik, energi, emosi, mental, material dan spiritual. Seperti menghancurkan batu ginjal dan batu empedu, menghancurkan tumor, menarik dan menguatkan, seperti pada hernia dan banyak lagi, penyembuhan prana memang membuka pintu ke kemampuan telekinetik.

Pembahasan ini dipersembahkan kepada Grand Master Choa Kok Sui sebagai bakti penuh cinta dan rasa hormat atas pengetahuan dan pelatihan yang telah diberikannya selama ini.

Jangan lupa bahwa pemanfaatan kekuatan telekinetik akhirnya juga akan mempengaruhi dan meningkatkan kehidupan pribadi maupun kehidupan materi para praktisi penyembuhan prana.
wordpress.com

mengenal energi telekinetik

Kata kinetik berasal dari bahasa Yunani kinesis yang artinya gerakan. Sedangkan kata tele artinya jauh. Telekinetik artinya sifat gerakan yang dikendalikan dari jarak jauh. Ada yang mungkin menyaksikan di televisi di mana pesulap Uri Geller membengkokkan sebuah sendok dari jauh. Ia sama sekali tidak menyentuh sendok tersebut.

Tiga hari yang lalu saya kedatangan seorang tamu. Sebut saja namanya Anton. Pada suatu kesempatan ia duduk dengan meletakkan kaki kirinya ke atas paha kanannya. Kemudian ia meletakkan sebuah mata uang logam ke atas mata kakinya. Kemudian ia berkonsentrasi sebentar. Tiba-tiba mata uang itu melesat ke atas sejauh setengah meter dengan cepat sekali. Anton sama sekali tidak menggerakkan kakinya atau anggota tubuhnya yang lain manapun. Hal itu dilakukannya sebanyak dua kali. Ia menolak untuk melakukannya untuk ketiga kalinya. Capek katanya.

Capek? Apa yang membuat ia capek? Ia bahkan tidak bergerak sama sekali. Lalu mengapa ia bisa capek? Kalau capek artinya ada energi yang telah dikerahkan. Dua kali melakukan hal tersebut ternyata telah menguras energinya. Energi apa? Dari mana sumbernya? Ia mengatakan, bahwa kemampuan itu sudah dimilikinya sejak kecil. Ia tidak mempelajarinya dari siapapun. Rupanya bakat alam. Namun ia hanya mampu melakukannya lewat sesuatu logam, terutama besi. Ia tidak dapat melakukannya kalau benda itu terbuat dari plastik. Mengapa? Ia sendiri tidak tahu apa jawabannya.

Kita bisa berspekulasi begini. Setiap benda memiliki atom-atom. Setiap atom memiliki inti atom. Inti atom itu sendiri masih memiliki partikel sub-atomik. Namanya quark atau di antaranya boson. Boson ini juga memiliki inti yang bukan berupa massa padat melainkan suatu getaran. Getaran itu sifatnya sangat pendek. Durasinya dalam skala nano detik. Dan getaran itu memuat suatu bentuk kecerdasan tertentu.

Dalam metafisika berlaku prinsip “mind over matter”. Artinya, alam kesadaran manusia lebih superior dan menguasai alam materi. Atau dibalik, alam materi tunduk kepada kekuatan kesadaran manusia. Mengapa? Jawabnya menurut Alkitab karena manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling tinggi dan memiliki kekuasaan yang paling besar dari segala makhluk. Apalagi terhadap alam materi. Tetapi di sini kita tidak sedang berbicara soal agama atau kepercayaan melainkan soal fisika.

Analoginya begini. Apa bedanya sinar lampu senter dengan sinar laser? Sinar dari laser pointer bisa sampai ke jarak yang sangat jauh dan fokus. Sedangkan sorot lampu senter sangat terbatas jaraknya dan tidak fokus.

Laser adalah dan singkatan dari akronim Light Amplification by Stimulation Emission of Radiation. Sinar laser ialah sinar yang diamplifikasi lewat stimulasi emisi dari pada radiasi. Tidak mudah dipahami bukan?

Intinya, pancaran cahaya diperkuat dan distimulasi untuk menghasilkan suatu sorotan yang koherens dan yang terkendali baik pada bentuk, ukuran maupun kemurniannya. Bayangkan pada sebuah laser pointer maka sinar laser dihasilkan hanya oleh tiga butir baterai tablet yang biasa kita pakai untuk arloji tangan. Jadi pada suatu lompatan telekinetik dari sebuah mata uang logam diduga terjadi proses yang hampir bersamaan. Serangkaian kecerdasan pada masing-masing subpartikel boson pada uang logam itu dikendalikan ukuran dan kemurniannya sehingga menjadi kekuatan yang diperkuat dan terakumulasi.

Namun, dalam kasus ini yang berperan ialah kekuatan pikiran manusia. Tepatnya kombinasi antara kekuatan pikiran dan kekuatan kemauannya. Manusia yang berkemauan lembek tidak mungkin mengerahkan energi telekinetik. Manusia yang kekuatan pikirannya lemah juga tidak mungkin terfokus sedemikian rupa pada suatu tujuan tertentu.

Setiap pengerahan energi pasti terjadi proses pembakaran ATP [adenosine triphospate]. Setelah pembakaran terjadi akumulasi energi dan dari ATP tersisa dan menjadi ADP [adenosine diphosphate]. Yang menjadi pertanyaan ialah, dimanakah proses pembakaran itu terjadi? Apakah di seluruh tubuh atau hanya pada neuron-neuron otak manusia?

Dalam kasus Anton di atas tentunya akumulasi energi telekinetik berpusat pada mata kakinya, namun kekuatan pikirannya yang terfokus tentu saja terjadi pula proses pembakaran pada neuron-neuron otaknya.

Tentang sinar laser kita semua tahu manfaatnya. Untuk kegiatan topografi, misalnya. Untuk pelengkap senapan otomatis untuk membidik sasaran pada jarak jauh. Dan yang sederhana seperti pada laser pointer untuk menunjuk-nunjuk kalimat atau obyek pada layar saat memberi ceramah.

Pertanyaan yang tersisa ialah, lalu untuk apa semuanya itu? Apa manfaat nyatanya bagi manusia? Apakah untuk sekedar show saja? Ataukah dapat juga untuk suatu tujuan lain yang lebih bermakna?

kabarindonesia.com