Thursday, July 30, 2009

mengenal energi telekinetik

Kata kinetik berasal dari bahasa Yunani kinesis yang artinya gerakan. Sedangkan kata tele artinya jauh. Telekinetik artinya sifat gerakan yang dikendalikan dari jarak jauh. Ada yang mungkin menyaksikan di televisi di mana pesulap Uri Geller membengkokkan sebuah sendok dari jauh. Ia sama sekali tidak menyentuh sendok tersebut.

Tiga hari yang lalu saya kedatangan seorang tamu. Sebut saja namanya Anton. Pada suatu kesempatan ia duduk dengan meletakkan kaki kirinya ke atas paha kanannya. Kemudian ia meletakkan sebuah mata uang logam ke atas mata kakinya. Kemudian ia berkonsentrasi sebentar. Tiba-tiba mata uang itu melesat ke atas sejauh setengah meter dengan cepat sekali. Anton sama sekali tidak menggerakkan kakinya atau anggota tubuhnya yang lain manapun. Hal itu dilakukannya sebanyak dua kali. Ia menolak untuk melakukannya untuk ketiga kalinya. Capek katanya.

Capek? Apa yang membuat ia capek? Ia bahkan tidak bergerak sama sekali. Lalu mengapa ia bisa capek? Kalau capek artinya ada energi yang telah dikerahkan. Dua kali melakukan hal tersebut ternyata telah menguras energinya. Energi apa? Dari mana sumbernya? Ia mengatakan, bahwa kemampuan itu sudah dimilikinya sejak kecil. Ia tidak mempelajarinya dari siapapun. Rupanya bakat alam. Namun ia hanya mampu melakukannya lewat sesuatu logam, terutama besi. Ia tidak dapat melakukannya kalau benda itu terbuat dari plastik. Mengapa? Ia sendiri tidak tahu apa jawabannya.

Kita bisa berspekulasi begini. Setiap benda memiliki atom-atom. Setiap atom memiliki inti atom. Inti atom itu sendiri masih memiliki partikel sub-atomik. Namanya quark atau di antaranya boson. Boson ini juga memiliki inti yang bukan berupa massa padat melainkan suatu getaran. Getaran itu sifatnya sangat pendek. Durasinya dalam skala nano detik. Dan getaran itu memuat suatu bentuk kecerdasan tertentu.

Dalam metafisika berlaku prinsip “mind over matter”. Artinya, alam kesadaran manusia lebih superior dan menguasai alam materi. Atau dibalik, alam materi tunduk kepada kekuatan kesadaran manusia. Mengapa? Jawabnya menurut Alkitab karena manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling tinggi dan memiliki kekuasaan yang paling besar dari segala makhluk. Apalagi terhadap alam materi. Tetapi di sini kita tidak sedang berbicara soal agama atau kepercayaan melainkan soal fisika.

Analoginya begini. Apa bedanya sinar lampu senter dengan sinar laser? Sinar dari laser pointer bisa sampai ke jarak yang sangat jauh dan fokus. Sedangkan sorot lampu senter sangat terbatas jaraknya dan tidak fokus.

Laser adalah dan singkatan dari akronim Light Amplification by Stimulation Emission of Radiation. Sinar laser ialah sinar yang diamplifikasi lewat stimulasi emisi dari pada radiasi. Tidak mudah dipahami bukan?

Intinya, pancaran cahaya diperkuat dan distimulasi untuk menghasilkan suatu sorotan yang koherens dan yang terkendali baik pada bentuk, ukuran maupun kemurniannya. Bayangkan pada sebuah laser pointer maka sinar laser dihasilkan hanya oleh tiga butir baterai tablet yang biasa kita pakai untuk arloji tangan. Jadi pada suatu lompatan telekinetik dari sebuah mata uang logam diduga terjadi proses yang hampir bersamaan. Serangkaian kecerdasan pada masing-masing subpartikel boson pada uang logam itu dikendalikan ukuran dan kemurniannya sehingga menjadi kekuatan yang diperkuat dan terakumulasi.

Namun, dalam kasus ini yang berperan ialah kekuatan pikiran manusia. Tepatnya kombinasi antara kekuatan pikiran dan kekuatan kemauannya. Manusia yang berkemauan lembek tidak mungkin mengerahkan energi telekinetik. Manusia yang kekuatan pikirannya lemah juga tidak mungkin terfokus sedemikian rupa pada suatu tujuan tertentu.

Setiap pengerahan energi pasti terjadi proses pembakaran ATP [adenosine triphospate]. Setelah pembakaran terjadi akumulasi energi dan dari ATP tersisa dan menjadi ADP [adenosine diphosphate]. Yang menjadi pertanyaan ialah, dimanakah proses pembakaran itu terjadi? Apakah di seluruh tubuh atau hanya pada neuron-neuron otak manusia?

Dalam kasus Anton di atas tentunya akumulasi energi telekinetik berpusat pada mata kakinya, namun kekuatan pikirannya yang terfokus tentu saja terjadi pula proses pembakaran pada neuron-neuron otaknya.

Tentang sinar laser kita semua tahu manfaatnya. Untuk kegiatan topografi, misalnya. Untuk pelengkap senapan otomatis untuk membidik sasaran pada jarak jauh. Dan yang sederhana seperti pada laser pointer untuk menunjuk-nunjuk kalimat atau obyek pada layar saat memberi ceramah.

Pertanyaan yang tersisa ialah, lalu untuk apa semuanya itu? Apa manfaat nyatanya bagi manusia? Apakah untuk sekedar show saja? Ataukah dapat juga untuk suatu tujuan lain yang lebih bermakna?

kabarindonesia.com

No comments:

Post a Comment